RELAH MENOLONG DAN TABAH
Matahari sudah
mulai lelah dan akan pergi.. untuk menyinari bagian belahan bumi yang lain...
dengan perlahan mulai ,, meningalkan ,, Bukit Hijau Bumi Perkemahan,, sudah
seminggu berlalu di sini ,, menempa diri belajar mandiri,, walau di sini jarang
mandi ,,, karena sumber air ikut bersih kering kerontang sampai kedasar ,,
namun Pramuka tak perna bersusa hati ,, kami masi beryanyi ,, dengan suara
lantang walau jarang sikat gigi ,, ,, langit yang menjadi selimut malam ,, lagu
ninak bobok kami,,, adalah nyayian alam ,, em,, dengan sisa-sisa tenaga masi tersenyum ,,,, dengan motor kesayangan perlahan
tinggalkan kengan satu minggu.
Jalan kering
berdebu,,kabut asap ,, masi pekat menemani ..... sunggu masi terasa jauh ,,
untuk sampai dirumah melepas lelah ,, kerikil jalan mulai menari dan
berterbangan ,, maklum tempat yg indah
ini masi asli dengan segalah keterbatasan pasilitasnya hasil karya masyarakat
dan pramuka beberapa hari yang lalu ..
Jalan menurun
di depan ,, lega juga akhirnya bertemu si hitam alas jalan ,, mulai dengan
perlahan dan pasti jarum kecil spidometer naik perlahan, walau tak melebihi batas
rambu,, itu pun harus berhati-hati dan sangat hati-hati ,, tebal asap menutup
jalan jarak pandang hanya 200 m, pedih dan peri mata ini dengan nafas yang
mulai tak beraturan, masker penahan mulai tak tahan ,, dengan bauk asap
pembakar liar, sepanjang jalan kelam entah ini sudah pukul berapa ,, seperti
mendung tapi tak hujan, seperti sore namun masi setengah hari ,, entah apa yang
dipikirkan para pembakar lahan itu ,,pada hal korban untuk musibah ini sudah
berjatuhan ,, dari para pekerja yang menderita anak-anak tidak sekolah sampai balita yang sekarat dan akhirnya
meregang nyawa,, memang pemerintah sudah sangat bekerja namun itu tak cukup ,,
pada hal ini ulah segelitir orang yang memikirkan keuntungan nya sendiri ,, namun
demikian banyak juga masyarakat yang melakukan hal yang sama,, dan akhirnya ini
menjadi bencana.
Perlahan
jarum spidometer mulai menurun dari
peringkatnya ,, di depan tanpak banyak lampu merah berkedip klason sahut
menyahut ,, dan sayup sayup “triii..Triiiit..Triii” suara yang sangat dekat di hati ,, sayup
terlihat wajah 3 orang yang sedang mengarah dan mengatur laju kendaraan di
persimpangan yg penuh sesak kendaraan saling berebut membalik ara, ,, sekitar
100 m di depan Sang jago Merah sedang mengamuk di lahan kosong entah milik
siapa, terlihat Polantas yang sudah
mulai berumur dengan gagah dan rama, walau
jelas terlihat begitu lelah dan capeknya beliau berdiri disana ,, mungkin sudah
berjam-jam, nah yang menarik ,, dua orang ,,, yang membantunya dengan seragam
coklat mudahnya ,, sigap mengatur dan membatu tak peduli dengan sekitanya
mereka “Releh menolong dan tabah” jelas mereka adalah peserta perkemahan yang
satu minggu lalu bersama di Buper ,, ,, dengan rasa yang sama dan terpanggi jiwa
tunas kelapa,, sepeda motor kesayangan di carikan tempat teraman di pinggir
jalan. Dengan masi berseragam kebanggaan ,, mulai dengan menghadap sang Polantas
untuk mohon ijin membatu ,, dilihatnya segam coklat muda dan tua dengan merah
putih di leher, ia mengangguk ,, dan bergabung lah ,, mulai membagi perhatian
ke empat arah,,
Asap semakin
tebal pekat,, bahkan api jelas mulai mendekat ,, sementara terdengan sirine
Damkar yang terjebak arus balik kendaraan yang takut ,, bahkan ada yang berlali
meninggal kan mobilnya ,, dengan sigah ,, mulai mengatur jalan dan membuka
jalur untuk mobil Damkar,, namun hanya bisa maju untuk beberapa meter saja,,
dan jelas mereka juga butu bantuan untuk menarik dan mengarahkan selang panjang
ke arah Sang Jago Merah,, dengan sigap berdua menarik dan membatu mengarakan ,,
sekitar saju jam sebagian api mulai padam
dan bala bantuan pun berdatangan sehingga api bisa di halau dan tidak
sampai pada badan jalan..
Lelah bertambah
tenaga terkuras penuh, lepu, debu, bahkan arang sisa pembakaran penuh di
seragam kebanggaan, ,, coklat mudah menjadi tua coklat tua menjadi hitam ,,
tertutup lumpur ,,, sunggu hari ini penuh dengan kejutan dan menguji mental ,,
dengan rasa”Cinta Alam dan kasih sayang
sesama manusia,, serta relah menolong dan tabah” ,, ,,
Perlahan pak
polisi mendekat dengan tersenyum beliau duduk berdampingan dengan membawah air
penghilang rasa dahaga... ia berkata “salut dan terima kasih ,,, kalian memang
luar biasa” hanya tersenyum dengan sisa-sisa tenaga kami membalasnya,,
Sunggu hari ini ,, luar biasa ,, dan
mulai lah motor kesayangan , melaju kembali,,
Akhirnya sampai
lah di tujuan yang di harapkan sampai di pekarangan ,, telah di tunggu senyum
yang khawatir dengan wajah keibuan ,, di belakanya berdiri seorang yang
berwibawah dengan senyum yang bangga ,, ia berkata ,,hebat hari ini kamu telah
menjadi kembanggaan ,, Ayah ,, “ ternyata ,, berita di televisi sudah
memberikan kabar kerumah ,, bahwa ,, kami Pramuka tadi berjuang menjadi
kebanggan Ibu dan Ayah Tercinta.(AAM).