cinta tunas

LETAKKAN LIDAH MU DI BELAKANG AKAL MU

Selasa, 19 Maret 2013

SKU BANTARA 1.3

Macam-macam puasa
Puasa dalam Islam bermacam-macam, dan perlu dikaji secara mendalam. Ada dua jenis perintah berkaitan dengan puasa. Satu berkaitan dengan puasa wajib dan yang lain puasa yang bersifat sunnah (pilihan).
1. Puasa wajib
Puasa Wajib yaitu buasa yang dilakukan pada bulan kesembilan dalam kalender islam, yaitu bulan ramadhan, dilakukan selama satu bulan penuh dan diakhiri deangan salat idul fitri.

2. Puasa sunnah
Ada kalanya dianjurkan untuk melakukan puasa sunah, sepeti Tradisi Nabi Muhammad saw. Di antara waktu:
Setiap hari Senin dan Kamis dari seminggu

Hari ke-13, 14, dan 15 setiap bulan lunar
Enam hari di bulan Syawal (bulan setelah Ramadhan).
Hari Arafat (tanggal 9 Dzulhijjah di (Hijriah) Islam kalender)
Hari Ashuraa (10 Muharram dalam (Hijriah) Islam kalender), dengan satu hari lagi puasa sebelum atau setelahnya.

3. Puasa kafarat
Yakni bayaran yang diberikan karena tidak mampu memberikan apa yang seharusnya dari hukum yang dilanggar dikarenakan lalai menjalankan kewajiban. Penyebab puasa ini berdasarkan antara lain:
1. Apabila seseorang tidak mampu memberi makan sepuluh fakir miskin sebanyak atau membebaskan seorang budak, maka ia harus berpuasa selama tiiga hari.
2. Jika seseorang membunuh seorang mukmin dan ia tidak mampu membayar uang darah (tebusan) atau mungkin memerdekakan seorang budak, maka ia harus berpuasa selama dua bulan berturut-turut.
Ketika Islam diperkenalkan agama ini tak tertandingi, benih ditanam tercipta sebuah pohon yang terus tumbuh dengan kebajikan tak terbatas dan produk yang tak ternilai. Berikut adalah penjelasan tenang makna spiritual dari Puasa Islam:
1. Cinta yang tulus: karena ketika ia mengamati Puasa dia melakukannya karena kasih yang mendalam bagi Allah. Dan orang yang mengasihi Allah benar-benar adalah orang yang benar-benar tahu apa itu cinta.
2. Melengkapi manusia dengan rasa kreatif harapan dan pandangan optimis terhadap kehidupan, karena ketika ia berpuasa ia berharap untuk menyenangkan Allah dan mencari karunia-Nya.
3. Menumbuhkan dalam diri manusia kebajikan kebenaran akan devosi yang efektif, dedikasi jujur ​​dan kedekatan dengan Allah, karena ketika ia berpuasa ia melakukannya untuk Tuhan dan demi-Nya sendiri.
4. Melatih Manusia dalam kesabaran dan tidak mementingkan diri sendiri, melalui puasa, ia merasa sakit kekurangan tapi dia bertahan. Mereka sabar.
5. Puasa adalah resep Ilahi untuk diri-jaminan dan pengendalian diri.
 Siapa saja yang diwajibkan untuk berpuasa?
Puasa Ramadhan adalah wajib atas setiap muslim, laki-laki atau perempuan, yang memiliki kualifikasi ini:
Secara mental dan fisik fit, yang berarti waras dan mampu.
Untuk menjadi dewasa, usia pubertas dan yang biasanya sekitar umur empat belas. Anak di bawah usia ini harus didorong untuk memulai praktek yang baik pada tingkat mudah, sehingga ketika mereka mencapai usia pubertas mereka akan mental dan fisik siap untuk menjalankan ibadah puasa.
Tidak berada jauh di pemukiman permanen seseorang, kota asal Anda, pertanian seseorang, dan tempat usaha seseorang, dll Ini berarti Anda tidak berada dalam perjalanan sekitar lima puluh mil atau lebih.
Merasa yakin bahwa puasa tidak mungkin menyebabkan Anda bahaya, fisik maupun mental, selain reaksi normal terhadap lapar, haus, dll.
Orang-orang yang tidak diwajibkan untuk berpuasa;
  • Anak di bawah usia pubertas, kurang dari 14 tahun
    Anak anak tidak yang belum dianggap mampu berpuasa tidak diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa. Namun, sejak dini anak harus dibiasakan terlatih untuk berpuasa.
  • Pria dan wanita yang terlalu tua dan lemah untuk melakukan kewajiban berpuasa dan tidak dapat menanggung kesulitan nya. Orang tersebut dibebaskan dari tugas ini, tapi mereka harus memberi makan, fakir miskin Muslim makanan penuh rata-rata atau setara nilai makanan orang per hari.
  • Sakit yang tidak diperbolehkan untuk berpuasa. Setelah merasa mampu menjalankan, maka sudah sepantasnyalah ia menjalankan ibadah puasa.
  • Orang yang sedang dalam perjalanan tidak diwajibkan untuk berpuasa, namun ia dapat menggantinya di hari kemudian sesuia dengan jumlah hari yang ia tinggalkan.
  • Wanita hamil dan wanita menyusui anak-anak mereka juga dapat membatalkan puasa, jika puasa cenderung membahayakan kesehatan mereka sendiri atau bayi mereka. Tapi mereka harus menebus puasanya dikumudian hari, satu hari untuk satu hari.
  • Perempuan di masa-menstruasi.
Perlu dipahami  di sini bahwa, seperti dalam semua usaha Islam lainnya, niat harus dibuat jelas, bahwa tindakan ini dilakukan dalam ketaatan kepada Allah, sebagai respons terhadap perintah-Nya dan usaha mendapat kasih-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar